Jumat, 13 April 2012

Pantai Talangsiring



Jika anda berkendara dari kota Pamekasan ke arah Sumenep, maka dalam 25 menit anda akan sampai di tempat wisata ini. Ia tidak luas, hanya sekitar 900 meter persegi. Diantara beberapa pantai wisata di Madura, pantai Talangsiring adalah yang paling kecil. Namun demikian pengunjungnya cukup ramai (walaupun hanya dari warga sekitar) mengingat aksesnya yang sangat mudah, yaitu tepat di pinggir jalan raya Pamekasan-Sumenep km 14.

Pada awalnya (tahun 1980-an) pantai ini sangat indah, dimana arena bermain keluarga (seperti kursi ayun, tangga luncur, gazebo, balai dan lantai senam) sangat terawat. Namun sejak tahun 1995-an fasilitas tersebut sudah terabaikan. Fasilitas umum seperti toilet sudah tidak berfungsi lagi. Talangsiring saat ini hanya menjadi tempat berteduh dan mengaso orang dari perjalanan, atau tempat menikmati rujak cingur khas Talang.


Puncak keramaian Talang hanya terjadi kurang lebih 3 kali dalam setahun, yakni Idul Fitri (1-2 Syawal), Hari Raya Ketupat (7 Syawal) dan Idul Adha (10-13 Dzulhijjah). Pada momen tersebut biasanya disediakan hiburan panggung gembira, baik orkes dangdut maupun pentas seni lainnya. Para penjual makanan, mainan, dan hiburan lainnya turut meramaikan dengan mendirikan stand. Dahulu pantai ini juga sering dijadikan ajang lomba (senam, lari, karnaval, gerak jalan dll) menyambut HUT Kemerdekaan RI antar sekolah di wilayah Kecamatan Larangan. Namun selama 5 tahun terakhir tidak ada lagi hiburan dan lomba di sana. Pemerintah Desa Montok kurang baik dalam me-manage lokasi wisata satu-satunya yang dimilikinya ini.

Pudarnya daya tarik Talangsiring disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: pertama, rusaknya pantai akibat abrasi. Setiap beberapa tahun sekali selalu diadakan pemugaran siring berupa takis pantai, namun kerasnya ombak menghancurkan struktur beton tersebut dengan mudah. Kedua, tiadanya fasilitas seperti arena bermain, toilet dan permainan. Dahulu, setiap idul fitri atau idul adha selalu perahu nelayan yang disewakan, namun kini sudah tidak ada lagi, padahal animo pengunjung cukup tinggi. Naik perahu merupakan pengalaman yang menantang bagi warga yang bukan dari daerah pesisir.

Ketiga, kecilnya lokasi wisata. Luasnya yang tidak sampai 1000 meter persegi menambah malas pengunjung. Jika kondisi ramai, lalu lintas dan parkir sangat semrawut. Lokasinya yang tepat di pinggir jalan raya membuat pintu masuk kadang macet. Keempat, tiadanya dana dari pemerintah (Desa Montok, Kecamatan Larangan maupun Kabupaten Pamekasan) untuk renovasi membuat pantai ini semakin tidak terawat. Tidak ada petugas kebersihan yang secara resmi ditunjuk untuk merawat pantai ini. Banyak sekali sampah di pantai. Kelima, kurangnya koordinasi antara pemerintah, warga dan pengusaha untuk mempromosikan pantai ini. Beberapa tempat wisata di Jawa misalnya selalu mengikutsertakan lokasi wisata dalam paket perjalanan atau turisme.

Talangsiring sejatinya adalah pantai wisata yang menjanjikan mengingat lokasinya yang berdekatan dengan wisata religi di Desa Candi, Kecamatan Galis, yakni Vihara Avalokitervara. Setiap pengunjung yang hendak ke vihara tersebut harus melewati Talangsiring. Selain vihara, objek wisata lainnya adalah laguna/tambak di antara Talangsiring dan vihara. Di sepanjang jalan menuju vihara tersebut pengunjung bisa menikmati pemandangan laguna yang luas di kanan jalan, sementara di kiri jalannya adalah hutan bakau sebagai area penahan abrasi. (AJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar